Di era globalisasi sekarang ini, dengan kemajuan teknologi yang pesat, menjadikan perkembangan di berbagai bidang sehingga segala sesuatu mudah diakses, mudah diketahui bahkan mudah didapat. Tak terkecuali bidang pendidikan. Pendidikan mendapatkan tantangan yang amat berat terutama di bidang akhlak. Sehingga terjadi demoralisasi yang luar biasa yang merupakan penyakit sosial dan dapat mengancam generasi muda, khususnya pelajar.
Menurut data dari National Drug Abuse Prevention Center (NDPC) pada Tahun 2000 terdapat sekitar 70% dari empat juta pecandu narkoba tercatat sebagai anak usia sekolah, antara 14 – 20 tahun. Selain itu seks bebas sudah menjadi fenomena penyakit sosial yang melanda remaja. Hasil survey yang dilakukan oleh Chandi Salmon Conrad di rumah Gaul binaan Yayasan Pelita Ilmu ditemukan 42% remaja pernah berhubungan seks dan 52% diantaranya masih aktif menjalaninya, survey ini melibatkan 117 remaja berusia 13 – 20 tahun. Bentuk demoralisasi lain yang ditampilkan pelajar antara lain seperti perkelahian atau tawuran pelajar dengan menggunakan senjata tajam, bahkan ada yang sampai memakan korban dari peristiwa tersebut.
Selain itu, dunia pendidikan juga mendapatkan tantangan ke depan berupa persaingan Sumber Daya Manusia. Dalam konteks persaingan sumber daya manusia ini, bangsa Indonesia tampaknya harus bekerja keras meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam dunia pendidikan formal juga sering dijumpai kenyataan bahwa peserta didik meskipun mendapatkan nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun sikap dalam situasi yang lain.
Untuk itu peserta didik harus memiliki daya saing dalam kualitas sumber daya manusia, dan semua itu bisa tercapai, salah satunya dengan integrasi ketrampilan hidup yang sangat diperlukan (basic life skills) dalam pendidikan agama sesuai dengan ajaran Islam.
1. Urgensi Basic Life Skills sebagai upaya Pengembangan Diri : Perspektif Islam
Salah satu komisi UNESCO mencanangkan serangkaian konsep dalam mempersiapkan pendidikan manusia abad ke 21, dimana perlunya peserta didik dilatih untuk bisa berpikir (learning to think), bisa berbuat atau melakukan sesuatu (learning to do), dan bisa menghayati hidupnya menjadi seorang pribadi sebagaimana ia ingin menjadi (learning to be). Tidak kalah penting dari itu semua adalah belajar bagaimana belajar (learning how to learn) baik secara mandiri maupun dalam kerja sama dengan orang lain (learning to live together).
Jauh sebelum UNESCO mencanangkan hal tersebut, Islam sebagai agama yang tidak dapat diragukan kesempurnaannya, telah memiliki konsep bagaimana kesuksesan dalam dua kehidupan manusia yakni di dunia maupun di akhirat, yakni sebagaimana firman Allah; “Wahai orang beriman, bertaqwalah kepada Alah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang telah kamu kerjakan”. Hal ini diikuti dengan petunjuk operasional dari Allah SWT “Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan...”. sehingga tugas dari setiap manusia yang telah bersyahadat adalah bagaimana memasukkan Islam yang ideal dalam wadah kepribadian kita, dalam hal ini dibutuhkan ketrampilan hidup (basic life skills) agar dapat menjadi muslim (orang Islam) dalam batasan wadah kepribadian manusia yang unik.
Definisi basic life skills adalah ketrampilan hidup yang mendasar, sangat diperlukan dalam mengelola hidup dan merencanakan masa depan disertai langkah sistematis untuk mencapainya. Sedangkan definisi pengembangan diri adalah usaha terencana untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang mencerminkan kedewasaan pribadi guna meraih kondisi yang lebih baik lagi dalam mewujudkan citra diri yang diidam-idamkan. Sehingga dari dua definisi di atas dapat dilihat bahwa terdapat irisan antara bacis life skills dengan pengembangan diri, dimana basic life skills digunakan sebagai upaya dalam pengembangan diri.
Sarana pertama yang dilakukan untuk pengembangan diri yang penting agar menjadi pribadi yang ideal memerlukan beberapa tahapan dalam proses belajarnya antara lain: Memiliki konsep diri yang jelas yakni memahami diri sebagai wadah kepribadian. Konsep diri merupakan gambaran dan penilaian tentang diri seseorang yang bersifat unik. Allah SWT berfirman : “Bertaqwalah kepada Allah menurut ukuran kemampuanmu”. Ini berarti bahwa Allah mengetahui keterbatasan manusia, dan dalam ukuran kemampuannya itulah manusia dituntut berIslam. Nabi kita tercinta bersabda “Allah merahmati seseorang yang mengetahui kadar kemampuan dirinya”. Ini bisa dilakukan dengan mengetahui konsep diri atau gambaran tentang diri seseorang yang bersifat unik dengan perenungan meliputi apa tujuan penciptaan manusia? Apa tugas kemanusiaan yang harus dilakukan? Apa makna hidup ini sesungguhnya? Dan sebagainya.
Ibnu Qoyyim berpendapat bagaimana supaya manusia dapat mengenal dirinya yaitu dengan memiliki dua pengetahuan terpenting antara lain mengenal Allah dan mengenal manusia, mengetahui Allah berarti mengetahui tujuan hidup, sedangkan mengetahui dirinya sendiri berarti mengantar bagamana sampai pada tujuan. Selanjutnya menuntut pemahaman bagaimana model manusia ideal standar Islam agar pengembangan diri lebih terarah.
2. Model Pribadi Muslim Ideal
Model manusia muslim adalah model manusia yang memiliki tingkat afiliasi yang tinggi terhadap Islam, berpartisipasi untuk menebarkan nilai Islam selanjutnya berkontribusi menegakkan Islam, dimana manusia memahami dengan baik mengapa memilih Islam sebagai agam yang akan melahirkan : kimitmen aqidah/ideology yaitu memahami satuan-satuan ajaran Islam sebagai system dan tatanana hidup, komitmen syariah/metodologi yaitu paham bagaimana menerjemahkan dalam kehidupan sehari-hari, serta komitmen akhlaq yaitu pribadi adalah sebagai penjelmaan dari apa yang dipahami. Ketiga komitmen ini membentuk manusia menjadi sholih secara pribadi. Pribadi yang sholih akan menjadi sempurna manakala dapat mendistribusikan kesholihannya sehingga menjadi mushlih dengan berpartisipasi aktif dalam kehidupan dengan bekal pengetahuan sosial humaniora dan penguasaan medan lingkungan sosial budaya tempat manusia hidup, selanjutnya berkontribusi produktif dalam sejarah kehidupan manusia.
3. Ketrampilan praktis menuju Pribadi Muslim Ideal
Ketrampilan hidup yang mendasar sebagai upaya pengembangan diri dilandasi oleh kesadaran bahwa manusia sebagai “the self determining being” memiliki kemampuan untuk menentukan apa yang paling baik untuk dirinya dalam rangka mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Prinsip ini tampak sesuai dengan prinsip “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
Pengadaptasian antara konsep diri dan model manudia muslim dilakukan dengan pelatihan dan pembiasaan praktis yang sistematis untuk mengelola hidup dan merencanakan masa depan agar hidup lebih bermakna dan bermanfaat. Meliputi latihan untuk penetapan tujuan, mengurai rencana sampai detail, dan menyusun proses pencapaian, disamping penyusunan peta hidup dengan dibarengi manajemen waktu yang cermat. Hal ini akan lebih efektif dengan mengetahui pengalaman orang-orang besar lewat biografinya.
4. Beberapa manfaat memiliki basic life skills atau pengembangan diri dengan pengembangan diri
1) Memiliki standar evaluasi hidup
2) Memiliki focus dan keterarahan
3) Dapat menerapkan prinsip efisiensi, efektifitas dan optimalisasi
5. Integrasi Basic Life Skill dan Pendidikan Agama Islam
Beberapa konsep basic life skills yang telah dijelaskan diatas, seyogyanya terintegrasi dalam pendidikan agama Islam meliputi aqidah, syari’ah, akhlak dan sejarah Islam, sehingga dalam pembelajaran agama Islam di dalamnya terdapat latihan praktis untuk penetapan tujuan, mengurai rencana sampai detail, dan menyusun proses pencapaian, disamping penyusunan peta hidup dengan dibarengi manajemen waktu yang cermat dan mengambil hikmah dari sejarah tokoh-tokoh sukses. Hal ini sebagai upaya mengadaptasikan model pribadi muslim ideal ke dalam wadah kepribadian individu.
Dalam hal ini pendidikan agama Islam tidak terlepas dari pembimbingan atau asistensi pada peserta didik agar memiliki nilai-nilai yang akan menentukan dan meningkatkan kualitas hidup seseorang antara lain :
a. Kesadaran, dengan memiliki visi dan misi dalam hidup atau konsep diri yang jelas;
b. Keterarahan, dengan memiliki life planning;
c. Keteraturan, dengan memiliki program dan skedul;
d. Kemauan, memiliki dorongan berprestasi yang tinggi;
e. Kompetensi, dengan memiliki kemampuan dasar yang menjadi unggulan;
f. Inovasi, dengan memiliki kemampuan melakukan pengembangan berkesinambungan;
g. Keseimbangan, dengan memiliki keseimbangan dalam sisi hubungan kemanusiaan dan nuansa spiritual.
Beberapa nilai di atas akan memberikan panduan bagi siswa agar mereka selanjutnya menerjemahkan menjadi kebiasaan-kebiasaan hidup sebagai bekal menghadapi segala tantangan zaman yang dilaluinya dengan sukses baik dimensi dunia dan akhirat.
Resume from Umi Rosyidah
Senin, 08 Maret 2010
Urgensi Life Skills Menurut Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar